Belajar Debat Bahasa Inggris Di Acara English for Nursing Student

Kemampuan berbahasa Inggris menjadi skill yang harus dikuasai oleh mahasiswa untuk dapat bersaing di dunia kerja tidak terkecuali mahasiswa Ilmu Keperawatan. Dengan berlatar belakang bahwa kemampuan berbahasa Inggris mutlak harus dikuasai oleh mahasiswa, maka HIMIKA FK UGM melalui divisi Ilmu Pengetahuan dan Edukasi menyelenggarakan sebuah acara bernama English for Nursing Student(ENSe). ENSe merupakan acara yang menfasilitasi mahasiswa Ilmu Keperawatan yang berminat dan ingin belajar lebih dalam mengenai debat Bahasa Inggris. Debat dipilih sebagai ketrampilan yang diajarkan karena dalam debat secara tidak langsung seseorang akan belajar berbicara menggunakan Bahasa Inggris, menyusun kalimat yang baik, dan mengungkapkan solusi dari permasalahan yang diperdebatkan.

Acara ENSe berlangsung 4 kali (30 Oktober, 13, 28 November dan 4 Desember 2012)  diikuti oleh mahasiswa Ilmu Keperawatan mulai dari angkatan 2010 hingga 2012. Narasumber yang dihadirkan pada acara ENSe berasal dari English Debate Society(EDS) UGM. EDS UGM merupakan organisasi debat Bahasa Inggris tingkat universitas yang tidak diragukan lagi prestasi dan pengalamannya dalam debat Bahasa Inggris.

Selama pelatihan debat bahasa Inggris di acara ENSe, peserta mendapatkan materi tentang pengenalan debat, motion dalam debat, Assesment debat, Building Argument, dan Role of Asian Parlementary System. Peserta ENSe sangat antusias dalam mengikuti acara, terlihat ketika diadakan simulasi debat pada pertemuan ke empat, antar peserta yang berdebat saling memberikan opininya tentang motion yang berikan. Meskipun motion pada saat simulasi adalah tentang pelegalan pernikahan beda agama yang pada dasarnya bukan bertema kesehatan ataupun keperawatan, peserta tetap mampu mengungkapkan pendapatnya. Tim Affirmative yang pada saat itu beranggotakan Vivi (PSIK’12), Dhona (PSIK’10), Uni (PSIK’10) mempertahankan pendapatnya bahwa pelegalan pernikahan beda agama sangat penting karena penentuan menikah dengan siapa adalah hak setiap orang, dan pelegalan diperlukan untuk status anak-anak dari orang tua yang berbeda agama.

Penutupan ENSe dilakukan oleh Ketua pelaksana ENSe, Nur Rohmah Ratnasari (PSIK’11). Ketika penutupan Nur Rohmah Ratnasari mengatakan bahwa dirinya sangat berharap kegiatan ENSe bisa dilanjutkan oleh peserta sendiri agar materi-materi pelatihan dapat diaplikasikan, dan nantinya bisa terbentuk sebuah komunitas bahasa di PSIK FK UGM. (phi_ta)