Praktik Profesi Ners UGM

Profesi adalah jenjang lanjutan yang harus ditempuh oleh seorang lulusan S1 keperawatan yang ingin menambahkan gelar Ners dibelakang namanya yang sudah ada gelar S.Kep. PSIK UGM sendiri setiap tahunnya mengadakan program pendidikan profesi untuk lulusan S1 Keperawatan Namun bukan hanya sekedar menambahkan gelar Ners dibelakang nama.Tetapi Ners menambahkan banyak hal dalam kehidupan seorang mahasiswa yang sedang menempuhnya.

Dalam hal ini tentu saja profesi dapat menambah pengetahuan. Para pasukan dengan seragam berwarna biru telur ini akan siap diterjuankan setiap tahunnya untuk belajar mengenai pengetahuan baru. Pengetahuan disini bukan terbatas hanya pengetahuan soal kognitif atau teori saja. Tapi juga afektif dan psikomotor.

Misalnya saja untuk pasang infus. Sejak kuliah S1 mungkin sudah dipelajari bagaimana cara memasang infus yang benar, bagaimana teknik aseptiknya, bagaimana cara memasukkan jarum ke intra vena. Semua secara teoritis bisa dikuasai bahkan mungkin diluar kepala.

Tapi pernahkan berpikir bagaimana memasang infuse pada orang dengan vena yang rapuh dan mudah pecah? Sehingga harus hati-hati sekali. Pernahkah/terpikirmemasanginfuspada orang yang ambang nyerinya rendah sekali? Sehingga ketika jarumnya belum ditancapkan saja sipasien sudah berteriak kesakitan? Bahkan ada pasien yang baru melihat perawat datang saja sudah meringis kesakitan. Pernahkan terpikir bagaimana merayu pasien agar sipasien yang awalnya tidak mau dipasang infuse menjadi mau?Semua mungkin belum pernah terpikirkan.

Jadi tidak hanya dibutuhkan sekedar kognitif dan teori. Untuk itulah kita belajar untuk terjun keklinik. Mengetahui bagaimana berhadapan dengan pasien dan segala macam kondisinya. Berkomunikasi dengan komunikasi yang terapeutik, bernegosiasi dalam tatakrama yang sesuai, mengedukasi dengan bahasa dan budaya yang sesuai, menjelaskan dan bahkan mungkin sampai mulut berbusa.

Di rimba klinik yang bernama professi inilah seorang praktikan belajar mengenai tindakan yang tidak hanya mencakup mengenai satu aspek pengetahuan saja namun merupakan gabungan dari aspek yaitu kognitif-psikomotor-afektif. Semisal dalam menyuntikkan obat secara otomatis akan terlebih dahulu dilakukan komunikasi terapeutik, penjelasan mengenai obat yang akan diberikan, tujuan pemberian obat, efek samping obat, melakukan pemberian obat, memberikan reward, bagaimana tatakrama sesuai budaya pasien. Semua sudah dalam kemasan aspek kognitif-psikomotor-afektif.

Kemasan semua itu tercakup dalam tugas seorang perawat. Tugass eorang Ners. Untuk itunya para pejuang yang akan menempuh Ners harus menambahkan semua pengetahuan itu kedalam tampungan gelas pengetahuannya. Meskipun awalnya terlihat sangat mengerikan dan sangat melelahkan untuk terjun keklinik -khawatir senior galak, khawatir ditanya-tanya oleh pasien, stress tugas menumpuk, khawatir tidak memiliki waktu luang, dan sebagainya- ada banyak hal menyenangkan mengenai perjuangan selama 1 tahun lebih sedikit ini. Ada saatnya ketika merawat pasien akan mendapat ucapan terima kasih tulus dari mereka. Merasa senang karena telah membantu. Menjelaskan mengenai hal yang awalnya membuat mereka bingung. Mendapatkan jabat tangan dengan mata berkaca-kaca saat mengucapkan


-Aners. Suratun Almaidah-