Chiba University (Cheerfull, High-Technology, Beautiful city, An unforgetable moment)

1. Why did I interested in following that activity

Terus terang, sebelum saya mengikuti pertukaran pelajar ini. Saya sedang dihadapkan dengan permasalahan yang sangat pelik, saya masih ingat saat itu pengumuman untuk penawaran beasiswa ini (kalau tidak salah sekitar bulan Mei) ditempel di papan pengumuman kelas dan banyak sekali teman – teman saya yang berkumpul membaca dan beberapa diantara mereka ada yg excited dan ada yg tidak. Akan tetapi, menurut saya pribadi, saat itu. Penawaran exchange ke Chiba University seperti kesempatan sekali dalam seumur hidup. Dan terus terang yang menjadi dorongan saya untuk mendaftar adalah karena belajar ke luar negeri adalah impian saya, bahkan sejak saya masih duduk di bangku SD.

Saat itu, terus terang saya masih belum memahami dengan jelas persyaratan untuk mengikuti pertukaran pelajar ke Chiba. Ada yang bilang, ini menggunakan uang pribadi, ada yang bilang ini tidak full scholarship. Terlepas dari gossip – gossip yang beredar, yang pertama kali saya lakukan adalah mencatat semua persyaratan itu dan membaca nya dengan teliti. Saat saya pulang ke rumah, saya mulai merenung dan berpikir “Apakah saya mampu?” dan “Apakah saya memenuhi persyaratan?”. Kemudian saya memutuskan untuk telepon orang tua saya, bercerita tentang beasiswa ini.  Pada awalnya ayah ku kurang setuju, karena ia tahu saat itu saya sedang mengikuti penelitian satu kelompok dengan teman – teman saya. Saat itu saya sangat bingung dan bagaimana saya bias menyelesaikan penelitian saya tepat waktu. Karena deadline penelitian nya pun proposal nya harus selesai di awal Agustus.

Sebelum saya mengikuti pertukaran pelajar ini, saya termasuk orang yang kurang dominan di kelas, terus terang saya bukan orang yang pintar, apalagi jenius. Mungkin jika ada penggolongan mahasiswa jenius, pintar, dan biasa – biasa saja. Nah saya kategori yang ke tiga. Entah apakah menurut saya bagus atau tidak menceritakan keburukan diri saya sendiri. akan tetapi inilah fakta apa adanya. Saya sangat senang ketika saya terpilih untuk mengikuti beasiswa ini. Dengan penuh antusias saya pergi ke toko buku, mencari buku – buku tentang jepang. Tentang wisata di sana, kebiasaan, dan adat istiadat di sana. Sampai – sampai yang saya kerjakan hanyalah belajar dan memahami bahasa dan keindahan dari negeri sakura.

Saya mengakui, yang menjadi kekurangan saya adalah kurang mampu memilih mana yang prioritas dan mana yang kewajiban. Saya sangat sedih ketika saya mengetahui nilai saya menurun drastis..  Saya sangat frustasi sampai saya berpikir “ Rasanya saya tidak ingin kembali ke Indonesia, saya benar – benar nyaman di sini (Chiba) “.


2. How I were selected

Ketika saya mendaftar untuk ikut program beasiswa ini saya tidak pernah berpikir untuk terpilih, karena jujur IP saya tidak terlalu bagus dan significant, meskipun kenyataan nya demikian, hal itu lantas tidak membuat saya takut untuk mencoba karena saya tahu saya juga memiliki peluang yang sama seperti teman – teman saya. Dengan setengah hati, saya mencoba melangkahkan kaki saya untuk mendaftar. Meskipun saya tahu ini benar benar pengalaman pertama saya dan saya harus mencoba nya.

Di requirement tertera tahapan demi tahapan untuk mendapatkan beasiswa ke Chiba, mulai dari tahap seleksi berkas , wawancara tahap 1, wawancara tahap 2, dan persentasi di depan dosen pembimbing.

Saya ingin bercerita sedikit mengenai tahapan tersebut.

Ketika saya masih di tahapan berkas, yang benar – benar saya pikirkan saat itu adalah IP kumulatif saya , karena untuk lolos dibutuhkan minimal dengan IP 3.00. kemudian selain itu, kemampuan bahasa inggris juga menjadi prasyarat utama, mengapa ? karena kalau menurut pendapat saya kemampuan bahasa inggris ini akan sangat mempengaruhi intensitas komunikasi kita dengan foreigner Tentu saja kita tidak ingin terjadi miskomunikasi karena kendala bahasa, dan saya rasa itu yang menjadi poin utama.

Pada saat masuk tahapan wawancara, sebaiknya anda menyiapkan pengetahuan tentang Negara tujuan sebanyak mungkin. Kalau dari pengalaman saya, saya mencoba untuk membaca tentang jepang, budaya nya, kebiasaan, adat istiadat, bahkan sampai makanan tradisional jepang sekalipun. Karena saya yakin anda akan sependapat dengan saya, yaitu terlihat canggung di depan interviewer. Kemudian apa lagi ? mungkin dari sisi attitude, sikap anda ketika berhadapan dengan interviewer. Sebaiknya anda tidak menyela pembicaraan ketika wawancara sedang berlangsung, karena saya rasa itu tidak baik.

Kemudian cobalah untuk menjawab jujur apa adanya. Anggap saja begini, karena nasib anda ada di mereka, jadi sebaiknya jangan mencoba mengelabui interviewer, dan sebaiknya anda ikuti saja alur pertanyaan dan berikan jawaban yang sesuai, dan jujur apa adanya. Karena menurut saya psikologis dari pelamar juga akan menjadi salah satu faktor apakah nanti dia diterima atau tidak.

Kemudian masuk ke tahapan persentasi. Oke pada tahapan ini saya mencoba menyiapkan slide power point yang ringkas padat dan jelas. Dengan komposisi gambar 50 % dan sisanya adalah penjelasan dari gambar tersebut. Pada sesi ini saya mengangkat tema besar mengenai nursing in elderly. Mengapa saya mengangkat tema tersebut ? karena saya berpikir jumlah lansia di jepang (Chiba) dan di Jogja itu sama sama banyak, dan mengapa kita tidak melihat dan mencari perbandingan diantara kedua nya ??


3. How was the activity

Dalam kegiatan saya di Chiba, kami banyak mengadakan perkuliahan singkat dan kunjungan / study tour ke beberapa tempat – tempat penting, juga rumah sakit dan pusat perbelanjaan. Selain itu setiap malam sebelum pulang ke dormitory, ada satu hal yang unik, kami selalu makan malam  bareng profsessor dan dosen, bersenda gurau, dan sharing tentang aktifitas apa saja yang sudah dilakukan. Menurut saya itu yang sangat mengesankan, karena jujur saya belum pernah dapat pengalaman itu di sini. Dan karena itu juga, saya tahu alasan dosen dan siswa di jepang itu sangat dekat, mungkin karena kebiasaan yang satu tersebut.

Yang tidak pernah saya lupakan adalah, saya dan yang lain nya berkesempatan untuk melihat operasi bedah bypass jantung secara langsung , real dengan mata saya sendiri. Dan itu nyata. Jadi kami ber delapan (saya, mb trisna, Ara, Jungwon, Hyunju, Kai Xiao, dan Zheng yang) dibagi menjadi dua tim, Tim A ikut dalam operasi bypass jantung, sedangkan tim B ikut operasi bedah hati. Meskipun tidak mengikuti jalannya operasi dari awal sampai akhir, namun saya sangat senang, jujur ini pengalaman saya melihat scrub nurse berkolaborasi dengan dokter, saking kompak dan semangat nya mereka, bahkan terlihat seperti power ranger. Benar benar kompak dan seirama. Saya punya mimpi seandainya dokter dan perawat di Indonesia juga seperti di sini (Jepang).

Lepas dari perkuliahan dari pagi sampai sore, kami diberikan waktu rehat dari jam 6 p.m sampai jam 10 a.m di hari berikutnya. Waktu istirahat ini boleh dimanfaatkan sebaik mungkin, jika ada yang ingin keluar jalan – jalan, juga diperbolehkan, akan tetapi hanya seputaran asrama dan sampai pintu stasiun. Dalam waktu senggang ini, aku banyak mengamati keseharian teman – teman ku. Aku jadi tahu ternyata orang china itu sangat memegang omongan dan sangat menomor satu kan kejujuran. Sedangkan kalau menurut anak korea, hidup itu harus di isi dengan hal hal yang menyenangkan. Cobalah segala hal, karena hidup itu Cuma sekali. Asalkan jangan mengganggu orang lain, Intinya apapun kegiatan kalian, yang penting lakukan dengan sepenuh hati dan juga bertanggung jawab.

Dulu saya selalu bermimpi untuk melihat pesta kembang api, tapi berkat beasiswa ini, mimpi saya terkabul sudah. Saya merasa menjadi orang yang sangat beruntung di dunia, karena jadwal study exchange saya, bertepatan dengan event Chiba Makuhari firework festival, rasa nya benar benar beruntung. Saya dapat melihat dan menonton festival tersebut. Makuhari beach festival adalah salah satu event tahunan di kota Chiba, jadi teman teman saya dengan kimono khusus berjalan kaki ke pinggiran pantai, dimana di pantai tersebut sudah ada puluhan kapal yang siap menembakkan kembang api. Ketika waktu menunjukkan pukul 19.25, host dari kegiatan tersebut memandu hidungan mundur secara bersama sama. Kami pun berteriak “ 3…. 2…. 1 “ yooooooooooooooooo “Hanabi !!!! yaaay !!! “  dan seketika itu juga kembang api ditembakkan di udara, dan saat itu rasanya seperti mimpi, berada ditengah kerumunan orang, di pinggir pantai, dan menonton festival kembang api yang durasi nya tidak tanggung tanggung “1,5 jam”.


4. What are the advantages for me when i have came back from the activity.

Selepas saya pulang dari Chiba, saya ingat betul apa yang dipesankan Taddy sensei kepada saya. “diki please u should study harder, learn more Japanese, and try to come back to Japan, we ready and wait for that time” “plus, when u come back to japan, I don’t want to see u fat like today, so u should exercise more a lot ” . Pesan itu yang benar – benar melekat dalam diri saya. Jujur saya terharu, untuk orang yang baru saya temui, beliau sangat baik dengan saya. Begitu juga dengan pesan moral dari dean masaki-san, “lets do the best together we can change our nursing future better” . dan juga pesan dari teman sekamar saya, liu dan zheng “ try not to slow, do faster !”, “don’et eat much, it doesn’t good for ur health” , juga dari teman korea saya “diki, your hair is good, but try not to short, it looks better if it long” “short hair is only for soldier”.

Lepas dari semua nasihat dan saran dari teman teman saya, saya belajar banyak hal. Mulai dari bersikap fokus, serius dalam bersikap datang tepat waktu ke tempat kerja sampai dengan memahami adat istiadat orang lain dalam konteks keperawatan. Saya sangat senang bisa belajar dalam waktu yang sangat singat ini dan saya harap saya akan kembali ke sana suatu hari nanti.